Monday, January 14, 2013

Diamlah dan biarkan Tangan Tuhan menyelesaikannya

9 Januari 2013. sore itu hujan turun dengan derasnya. anginpun tidak kalah kencangnya bertiup. rupanya pemanasan global sudah merusak alamku. tapi sore itu, entahlah, aku benar-benar semangat keluar dari kamar dan beranjak ke sebuah alamat. bukan ke cafe atau tempat nongkrong lainnya untuk menghangatkan badan seperti yang biasa aku lakukan, melainkan untuk memenuhi sebuah janji yang baru sekitar enam jam yang lalu aku buat. orang yang akan aku temui ini orang yang penting sekali untuk hidupku. ya, karena melalui tangannya, Tuhan akan menentukan nasibku. haha..tidak seberat itu sih. tetapi orang ini sungguh penentu nasibku sore itu.

aku malas mengendarai motorku yang sudah beberapa bulan ini tidak aku sentuh. karena Bogor adalah kota sejuta angkot, maka sore itu aku memilih menggunakan angkot. meskipun hujan turun dengan tidak tahu malu dan membasahi bajuku, tapi tidak masalah. yang penting aku sampai ke tempat janjian itu tepat waktu. pukul empat sore tepat. rasanya semua orang di angkot memandangiku dengan heran. seakan menelanjangiku. dan aku sangat tahu mengapa. oh Tuhan, rasanya ingin sekali aku menggantikan pak supir angkot yang sedari tadi menunggu penumpang lain. betapa egoisnya aku ya? dia itu juga butuh nasi, sama sepertiku, sama seperti penumpang lainnya. satu penumpang saja sungguh sangat berharga bagi pak supir. tapi tidak bagiku. karena ketika aku melirik jam di tanganku, sepuluh menit lagi pukul empat. aku tidak ingin terlambat sedetikpun. maka aku putuskan untuk turun dan berjalan ke tempat tujuan. rupanya hujan masih tidak tahu malu. dia membasahiku. tidak mengapa. asal aku tidak terlambat.

rupanya usahaku berhasil. pukul empat sore kurang dua menit, aku tiba di tempat aku membuat janji dengan seseorang. rasanya semakin banyak orang yang memandangiku. ah sial, kepercayaan diriku langsung menurun drastis. ini tidak bisa dibiarkan! maka aku cepat-cepat saja menemui seseorang yang bisa membantuku untuk bertemu dengan dokter Ujang Yamin spesialis mata. dialah orang yang aku sebut-sebut tadi. orang yang sore itu sungguh berarti bagiku, sekaligus orang yang sangat tidak ingin aku temui lagi. maafkan aku pak dokter, bukan bermaksud jahat.hahaha dan akhirnya, petugas pendaftaran pasien di Bogor Medical Center (BMC) yang ramah itu mengarahkanku ke poli mata, tempat pak dokter yang ramah itu praktek. setelah sebelumnya berbasa-basi dengan menyuruhku mengisi formulir pendaftaran dan menanyaiku beberapa pertanyaan.

ada wanita paruh baya di ruangan itu. selain dia tidak ada lagi orang lain. aku memberikan berkas yang diberikan petugas pendaftaran di lobi BMC tadi kepadanya. lalu dengan sopan dia memintaku untuk duduk dan meninggalkanku sendirian. tapi tidak lama. namaku disebut olehnya. Nyonya Bunga Amoring Tyas, silahkan masuk. begitu katanya. aku pun bergegas menuju ruang di mana wanita itu berdiri. Alhamdulillah, pak dokternya sudah beruban. konyol sekali. hanya karena rambutnya sudah beruban, hatiku sungguh bahagia. mungkin ini hanya sugesti, tetapi setiap kali aku ditangani oleh dokter yang sudah senior, cepat sekali sembuhnya. dokter itu ramah sekali menyapaku dan menanyaiku apa yang bisa ia bantu. tapi tanpa panjang lebar aku menjelaskan, sepertinya ia sudah mengerti apa yang harus ia lakukan. ya, benjolan di mataku ini benar-benar menyiksaku. wah, ini sudah lama ya? kenapa tidak cepat-cepat kesini? begitu ia menanyaiku. akupun punya jawaban yang sempurna. karena baru dua hari ini saya berada di Bogor. sebelumnya aku berada di Mataram, tempat suamiku tinggal. sebetulnya di sana aku sudah berkonsultasi dengan dokter spesialis mata yang ternyata ia kenal. tetapi entahlah, waktu itu aku tidak berani mengambil tindakan untuk membuang benjolan di mataku. pak dokter ini sungguh pintar mengambil hatiku. ia menjelaskan panjang lebar dari mana asal benjolan itu dan apa akibatnya. sore itu aku medapatkan pelajaran berharga. jangan tidur sebelum make up di wajah benar-benar bersih terangkat.

smokey eyes adalah riasan yang paling aku suka. nggak pagi, nggak siang, nggak malem, apapun acaranya, smokey eyes riasannya.hahaha tetapi justru itu yang membuatku berada di depan pak dokter. smokey eyes merupakan make up mata tebal yang menggunakan eye shadow warna hitam pekat atau biru, bisa juga ungu tetapi tebal dan kesannya gelap. tidak mudah untuk membersihkannya. kau harus benar-benar membasuh areal mata dengan lotion pembersih mata berkali-kali, karena bekas riasan mata smokey eyes sulit hilang. karena aku memakai riasan itu hampir tiap hari, maka terkadang ketika aku sangat lelah aku tidak teliti membersihkannya. rupanya ada kuman yang jatuh cinta ke mataku dan akhirnya memutuskan untuk masuk ke mata dan melumpuhkan kelenjar air mata. akibatnya aku terkena infeksi kelenjar air mata. oh Tuhan..padahal belum lama ini aku menikah. hmmm...rupanya penyakit itu yang membuat suhu badanku meningkat. bukan hamil, seperti yang suamiku sangka. infeksi di kelenjar air mata membuat mataku bengkak. mirip bintitan, tetapi dokter bilang itu bukan bintitan. kau tahu? apabila benjolan itu tidak segera diambil, maka selamanya akan terus berada di kelopak mataku. oh tidakkkk!! dengan segera aku memutuskan untuk mengambilnya. ya harus dioperasi, kalau tidak, itu bisa menyerang saraf mata dan bagian mata lainnya. akibatnya bisa sangat fatal, karena ada kuman yang bersarang di sana. jadi, kapan mba bunga siap untuk dioperasi? begitu tanya pak dokter kepadaku. tanpa berpikir panjang, aku memutuskan untuk melakukan operasi sore itu juga. entahlah, tidak ada yang aku takutkan. aku hanya pasrah. aku berasal dari Tuhan, dan suatu saat akan kembali kepadaNya. jadi apa yang perlu aku takuti? sebelum dioperasi, aku sempatkan mengirim bbm dan sms kepada suami dan keluargaku. bagaimanapun, aku butuh doa dari orang-orang yang sungguh aku sayangi. tetapi keyakinanku untuk operasi mata saat itu runtuh begitu saja ketika aku berbaring di sebuah ruangan, dengan lampu-lampu di atasku, dengan pak dokter yang memakai lampu senter di kepalanya dan bermasker, dengan suster yang menemaninya. rasanya sangat manusiawi kalau aku gugup. enam jam yang lalu ketika aku membuat janji untuk berobat ke pak dokter yang akan membedah mataku ini, tidak ada pikiran untuk mengalami ini semua. tetapi kembali lagi ke prinsipku. aku harus kuat. aku harus bertahan. aku harus pasrah. aku hanya bisa berdoa, Tuhan, jika memang ini yang harus aku lalui maka aku pasrahkan semuanya.

tiba-tiba saja aku teringat suamiku. mas Afif Thosin Roy Akhmad, yang baru saja menikahiku tepat pada 21-12-12 lalu. baru beberapa hari menjadi suamiku. orang yang sangat sempurna di mataku. tidak romantis sih, tetapi dia adalah satu-satunya orang yang menjadi alasanku untuk menjadi yang terhebat. aku sangat mengaguminya. ketika ia tidur, sering kali aku diam-diam memperhatikannya. sangat tampan, berhati malaikat, dan sangat menyayangiku. sungguh sempurna. hidupku sangat berubah sejak menikah dengannya. surgaku ada padanya. lalu apakah aku harus menyerah hanya karena benjolan di mataku? tidak akan! aku masih menginginkan banyak hal. aku ingin menciptakan rumah di surga melaluinya, dengan jalan berbakti kepada suamiku. karena aku teringat suamiku, aku menjadi yakin bahwa operasi ini akan berhasil. aku menahan semua rasa sakit itu karenanya, karena suamiku baik, karena aku yakin bahwa masih banyak cerita yang bisa aku bagi kepada anak-anak'ku kelak bagaimana aku dan suamiku membangun rumah tangga yang baik di mata Tuhan. sungguh, aku sangat ingin operasi ini berjalan lancar. maka aku biarkan Tangan Tuhan bekerja untukku.



jadi apapun yang terjadi dalam hidup kita, bersyukurlah. kita tidak pernah tahu kejutan ajaib apa yang sedang Tuhan siapkan untuk kita.(bng)
   

1 comment:

  1. Get well soon my wife.. Thankyou for loving me perfectly :*

    ReplyDelete